Dalam sejarah R.A
Kartini yang sempat kita kenal sebagai Pahlawan wanita yang meminta untuk anti
diskriminasi perempuan dan walaupun pada akhirnya perjuangan tersebut dan
bahkan di jaman yang sudah modern ini masih banyak penindasan dan perlakuan
yang tidak adil terhadap wanita.
memang dijaman
sekarang ini banyak perempuan yang sudah lebih maju baik secara pendidikan
maupun pekerjaan yang mereka dapat dibandingkan R.A Kartini yang hanya bisa
menempuh pendidikan hanya sampai Sekolah Dasar saja, setelah itu Kartini hanya
di rumah dan menunggu untuk di Jodohkan atau di nikahkan oleh orang tua nya.
Akan tetapi amat sangat disayangkan bahwa di jaman yang sudah
dikenal sebagai jaman Emansipasi perempuan ini semakin banyak perempuan yang
menjual harga dirinya hanya demi uang atau demi pengakuan atas gaya hidup barat.
Kebanyakan dari mereka menjual diri mereka sendiri hanya karena faktor ekonomi
dan lebih parahnya lagi sebagian dari mereka adalah perempuan yang masih dibawah
umur.
Sebagian dari mereka merasa
sudah terjebak di dalam dunia hitam tersebut. Di dalam tulisan ini saya
membaginya ke dalam dua bagian yaitu, di lingkungan pedesaan dan di perkotaan.
Di lingkungan pedesaan, biasanya minimnya pendidikan dan kurangnya lapangan
pekerjaan menyebabkan remaja perempuan mudah tergiur dalam dunia hitam
tersebut.
Dalam pelaksanaan yang biasanya terjadi di
lingkungan pedesaan adalah datangnya orang-orang yang mencoba menawarkan
pekerjaan di kota lain seperti Jakarta atau di Negara lain dengan bayaran yang
tinggi. Dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah, himpitan ekonomi dan
minimnya lapangan pekerjan di desa maka biasanya remaja perempuan di desa mudah
tergiur oleh tawaran tersebut. Namun yang terjadi adalah biasanya mereka
hanyalah dijual atau bekerja sebagai wanita penghibur di tempat tujuan.
Menyedihkan memang melihat atau mendengar berita yang sering ditayangkan di
media elektronik ataupun media-media lainnya, tetapi begitulah yang sering
terjadi di negara kita. Yang kedua adalah yang terjadi di perkotaan atau kota
besar seperti Jakarta. Remaja di kota besar saat ini sudah sangat terpengaruh
oleh budaya barat yang biasanya mereka dapat dari media elektronik maupun
internet. Gaya hidup barat sangat mempengaruhi pola kehidupan mereka seperti
berhubungan seks secara bebas, memakai pakaian yang tidak senonoh, budaya
keluar malam atau mengunjungi tempat hiburan malam.
Memang yang terjadi di perkotaan tidak seperti yang
dialami di pedesaan karena di perkotaan biasanya secara pendidikan mereka
tinggi dan secara ekonomi biasanya lebih maju daripada di desa tetapi mereka
adalah korban gaya hidup ala barat sehingga kadang mereka melakukan hubungan
seks bebas hanya sebagai bentuk gaya hidup barat yang bebas. Sehingga kadang
mereka tidak pernah menyadari bahwa secara tidak langsung harga diri mereka
telah terinjak-injak oleh kaum lelaki.
Entah hanya karena mereka menginginkan kesenangan
duniawi saja atau mereka memang tidak punya pendidikan yang cukup untuk bekerja
ditempat yang lebih baik lagi.. tetapi dengan mereka tidak menyadari bahwa
semakin mereka merendahakan harga diri perempuan dimata laki – laki.
Mengingat pada di jaman RA.Kartini bagaimana
seorang Kartini memperjuangkan emansipasi wanita pada jaman kolonial dan tanpa
massa bahkan tanpa uang, tetapi kartini melalui tulisan – tulisannya ia ingin
mengangkat derajat wanita pada saat itu yg hanya menjadi budak para lelaki dan
tanpa pendidikan yang cukup. Salah satu tulisan kartini yang dapat mengingatkan
kita pada perjuangan RA kartini “ habis malam terbitlah terang, habis badai
datanglah damai, habis juang sampailah menang, habis duka tibalah suka.” Makna,
isi yang terkandung dalam kata – kata itu bahwa dengan jalan melewati
penderitaan, penanggungan,renungan, sampailah kita pada terang!”. Tiada terang
yang tiada didahului oleh gelap..mengendalikan diri adalah kemenangan atas
tubuh kita; kesunyian adalah jalan kea rah pemikiran”.
Dan adapun tulisan kartini yang benar – benar dapat
menyentil wanita Indonesia saat ini yaitu “ Dimata kami sekarang telah lakukan
dosa besar. Gadis – gadis jawa didalam pesta dansa, sebuah pesta gala pula dan
ditempat lain lagi malah, dimana ratusan orang asing hadir!”
Bila dilihat dari sepenggalan tulisan – tulisan
yang RA.kartini buat apakah wanita sekarang mampu menghargai perjuangan RA Kartini untuk
di jaman yang sudah modernisasi ini? Apakah akan ada generasi penerus dari
RA.Kartini yang akan terus memperjuangkan hak wanita? Pertanyaan itu akan di
jawab dengan seiring berjalannya waktu, dan sampai mereka menyadari bahwa
sebagai wanita tidak harus menjual harga diri untuk mencari nafkah ataupun
hanya karena kurangnya pendidikan yang ditempuh oleh wanita – wanita pedesaan.
Dan pada akhirnya kaum pria pun mampu menurunkan
ego mereka dengan menerima bahwa wanita bisa sejajar dengan mereka dan mampu
menjadi pesaing yang tangguh bagi kaum pria.