Sabtu, 16 November 2013

R.A Kartini di Jaman Modern ???

Dalam sejarah R.A Kartini yang sempat kita kenal sebagai Pahlawan wanita yang meminta untuk anti diskriminasi perempuan dan walaupun pada akhirnya perjuangan tersebut dan bahkan di jaman yang sudah modern ini masih banyak penindasan dan perlakuan yang tidak adil terhadap wanita.
memang dijaman sekarang ini banyak perempuan yang sudah lebih maju baik secara pendidikan maupun pekerjaan yang mereka dapat dibandingkan R.A Kartini yang hanya bisa menempuh pendidikan hanya sampai Sekolah Dasar saja, setelah itu Kartini hanya di rumah dan menunggu untuk di Jodohkan atau di nikahkan oleh orang tua nya. Akan tetapi amat sangat disayangkan bahwa di jaman yang sudah dikenal sebagai jaman Emansipasi perempuan ini semakin banyak perempuan yang menjual harga dirinya hanya demi uang atau demi pengakuan atas gaya hidup barat. Kebanyakan dari mereka menjual diri mereka sendiri hanya karena faktor ekonomi dan lebih parahnya lagi sebagian dari mereka adalah perempuan yang masih dibawah umur.
Sebagian dari mereka merasa sudah terjebak di dalam dunia hitam tersebut. Di dalam tulisan ini saya membaginya ke dalam dua bagian yaitu, di lingkungan pedesaan dan di perkotaan. Di lingkungan pedesaan, biasanya minimnya pendidikan dan kurangnya lapangan pekerjaan menyebabkan remaja perempuan mudah tergiur dalam dunia hitam tersebut.
Dalam pelaksanaan yang biasanya terjadi di lingkungan pedesaan adalah datangnya orang-orang yang mencoba menawarkan pekerjaan di kota lain seperti Jakarta atau di Negara lain dengan bayaran yang tinggi. Dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah, himpitan ekonomi dan minimnya lapangan pekerjan di desa maka biasanya remaja perempuan di desa mudah tergiur oleh tawaran tersebut. Namun yang terjadi adalah biasanya mereka hanyalah dijual atau bekerja sebagai wanita penghibur di tempat tujuan. Menyedihkan memang melihat atau mendengar berita yang sering ditayangkan di media elektronik ataupun media-media lainnya, tetapi begitulah yang sering terjadi di negara kita. Yang kedua adalah yang terjadi di perkotaan atau kota besar seperti Jakarta. Remaja di kota besar saat ini sudah sangat terpengaruh oleh budaya barat yang biasanya mereka dapat dari media elektronik maupun internet. Gaya hidup barat sangat mempengaruhi pola kehidupan mereka seperti berhubungan seks secara bebas, memakai pakaian yang tidak senonoh, budaya keluar malam atau mengunjungi tempat hiburan malam.
Memang yang terjadi di perkotaan tidak seperti yang dialami di pedesaan karena di perkotaan biasanya secara pendidikan mereka tinggi dan secara ekonomi biasanya lebih maju daripada di desa tetapi mereka adalah korban gaya hidup ala barat sehingga kadang mereka melakukan hubungan seks bebas hanya sebagai bentuk gaya hidup barat yang bebas. Sehingga kadang mereka tidak pernah menyadari bahwa secara tidak langsung harga diri mereka telah terinjak-injak oleh kaum lelaki.
Entah hanya karena mereka menginginkan kesenangan duniawi saja atau mereka memang tidak punya pendidikan yang cukup untuk bekerja ditempat yang lebih baik lagi.. tetapi dengan mereka tidak menyadari bahwa semakin mereka merendahakan harga diri perempuan dimata laki – laki.
Mengingat pada di jaman RA.Kartini bagaimana seorang Kartini memperjuangkan emansipasi wanita pada jaman kolonial dan tanpa massa bahkan tanpa uang, tetapi kartini melalui tulisan – tulisannya ia ingin mengangkat derajat wanita pada saat itu yg hanya menjadi budak para lelaki dan tanpa pendidikan yang cukup. Salah satu tulisan kartini yang dapat mengingatkan kita pada perjuangan RA kartini “ habis malam terbitlah terang, habis badai datanglah damai, habis juang sampailah menang, habis duka tibalah suka.” Makna, isi yang terkandung dalam kata – kata itu bahwa dengan jalan melewati penderitaan, penanggungan,renungan, sampailah kita pada terang!”. Tiada terang yang tiada didahului oleh gelap..mengendalikan diri adalah kemenangan atas tubuh kita; kesunyian adalah jalan kea rah pemikiran”.
Dan adapun tulisan kartini yang benar – benar dapat menyentil wanita Indonesia saat ini yaitu “ Dimata kami sekarang telah lakukan dosa besar. Gadis – gadis jawa didalam pesta dansa, sebuah pesta gala pula dan ditempat lain lagi malah, dimana ratusan orang asing hadir!”
Bila dilihat dari sepenggalan tulisan – tulisan yang RA.kartini buat apakah wanita sekarang  mampu menghargai perjuangan RA Kartini untuk di jaman yang sudah modernisasi ini? Apakah akan ada generasi penerus dari RA.Kartini yang akan terus memperjuangkan hak wanita? Pertanyaan itu akan di jawab dengan seiring berjalannya waktu, dan sampai mereka menyadari bahwa sebagai wanita tidak harus menjual harga diri untuk mencari nafkah ataupun hanya karena kurangnya pendidikan yang ditempuh oleh wanita – wanita pedesaan.
Dan pada akhirnya kaum pria pun mampu menurunkan ego mereka dengan menerima bahwa wanita bisa sejajar dengan mereka dan mampu menjadi pesaing yang tangguh bagi kaum pria.